Peran dan dukungan suami sangat besar terhadap keberhasilan program ASI eksklusif. Seperti apa faktanya, berikut penjelasannya:
Hubungan Harmonis, Produksi ASI Meningkat
Dukungan suami pada istri kala menyusui amat besar pengaruhnya bagi kelancaran produksi ASI. Sebab, hubungan yang baik pada kondisi psikis istri. Bila hubungan kurang harmonis, maka bukan tidak mungkin produksi ASI menjadi terhambat.
Mengapa? Tak lain karena pikiran negatif istri akan membuat refleks oksitosin menurun. Padahal, oksitosin inilah yang menentukan keluarnya ASI. Tanpa oksitosin, ASI dari "pabrik" susu tak bisa jalan ke "gudang" susu. Meski ASI diproduksi, tapi tetap diam tak bisa mengalir. Oksitosinlah yang melakukan tekanan untuk menggerakkan otot yang melingkar di dalam "pabrik" susu, hingga terjadi kontraksi dan "pabrik" susu mampu menyemprotkan ASI. Kalau sudah begitu, program ASI eksklusifpun terancam gagal.
Buat istri nyaman Dukungan suami lainnya untuk keberhasilan memberikan ASI eksklusif, ciptakan suasana tenang dan aman bagi sang istri. Misalnya, memberi perhatian saat sang istri sedang menyusui atau memperhatikan kebutuhan istri, tak bikin masalah yang bisa membuat istri sedang kalut. Pun sebaiknya para suami bisa menolong mengurangi beban istri. Kalau si anak lapar, misal, jangan malah bilang, "Itu, lo, anakmu menangis." Sebaiknya justru suami yang mengangkat si anak, menggendongnya, baru sesudahnya menyerahkan ke istri untuk disusui.
Berikan Pijatan
Selama istri menyusui dan memberikan program ASI eksklusif, ia bisa memijat punggung istri dengan penuh kasih sayang atau mengambilkan minuman karena ibu menyusui harus banyak minum. Jangan lupa, sepulang kantor, tanyakan keadaan sang bayi dan istri. Hal-hal demikian sangat berdampak besar, lo, pada ketenangan pikiran istri. Dengan begitu, istri dapat tenang dan nyaman memberikanASI secara eksklusif pada bayi.
Ikut Merawat bayi
Sebenarnya bayi pun senang dirawat ayahnya. Penelitian menunjukkan, saat lapar, sebenarnya bayi lebih senang digendong ayahnya. Mungkin ia suka mendengar vibrasi napas bapak karena lebih enak terdengar dibanding ibunya. Itu sebabnya bila bayi rewel atau stres, biasanya ayah lebih mudah menenangkannya dibanding ibu. Jadi, harus disadari para suami, walau secara lahiriah ia tak bisa hamil dan tak bisa memberi ASI eksklusif, proses menyusui adalah proses keluarga.
Bahkan kini di Amerika tengah digalakkan program sharing the bed, yang sebenarnya sudah dijalani orang tua kita zaman dulu. Yaitu bayi tidur dikeloni ayah-ibu, sehingga jika ia menangis bisa segera digendong ayah lalu diberikan pada istri untuk diberi ASI. Usai itu, suami kembali menggendong bayi dengan posisi berdiri sampai si kecil bersendawa. Bahkan suami juga bisa membantu istri mengganti popok anaknya. Dengan kata lain, terbentuk kerja tim.
Sebenarnya bayi pun senang dirawat ayahnya. Penelitian menunjukkan, saat lapar, sebenarnya bayi lebih senang digendong ayahnya. Mungkin ia suka mendengar vibrasi napas bapak karena lebih enak terdengar dibanding ibunya. Itu sebabnya bila bayi rewel atau stres, biasanya ayah lebih mudah menenangkannya dibanding ibu. Jadi, harus disadari para suami, walau secara lahiriah ia tak bisa hamil dan tak bisa memberi ASI eksklusif, proses menyusui adalah proses keluarga.
Bahkan kini di Amerika tengah digalakkan program sharing the bed, yang sebenarnya sudah dijalani orang tua kita zaman dulu. Yaitu bayi tidur dikeloni ayah-ibu, sehingga jika ia menangis bisa segera digendong ayah lalu diberikan pada istri untuk diberi ASI. Usai itu, suami kembali menggendong bayi dengan posisi berdiri sampai si kecil bersendawa. Bahkan suami juga bisa membantu istri mengganti popok anaknya. Dengan kata lain, terbentuk kerja tim.
Dengan dukungan suami, istri pun sukses memberikan ASI eksklusif untuk bayinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar